Bagi kalian warga Yogyakarta mungkin tidak asing dengan rumah yang satu ini, yaitu Rumah Tua Kaliurang. Rumah yang terkenal angker ini terletak di daerah Sleman, DIY atau di lereng Gunung Merapi. Seperti cerita yang beredar, fasad rumah ini sekilas telah menunjukkan kesan horror.
Siapa sangka, rumah tua ini didirikan dengan konsep cenderung jengki pada masa kolonial. Dalam artikel ini, akan dipaparkan berbagai hal menarik tentang bangunan yang ada di Kaliurang, DIY.
Baca juga: Percantik Kamar Mandimu dengan Tanaman Ini
Kondisi Terkini Bangunan
Dalam sebuah kesempatan, tim gravitarsi berkesempatan untuk mengunjungi Rumah Tua Kaliurang dan melihat langsung kondisi bangunan secara lebih detail. Secara garis besar, rumah ini cenderung terbengkalai. Hal tersebut ditunjukkan dengan cat bangunan yang mengelupas, beberapa bagian dinding ditumbuhi lumut dan tumbuhan merambat, dan beberapa bagian kayu yang telah lapuk.
Masyarakat sekitar mengenal abngunan ini dengan nama Pesanggrahan Sarjanawiyata Kaliurang. Pada zaman Belanda, bangunan ini didirikan sebagai villa tempat peristirahatan yang kemudian diambil alih oleh Kraton Yogyakarta dan digunakan sebagai balai pertemuan.
Mengapa Condong pada Arsitektur Jengki?
Seperti yang dipaparkan sebelumnya, rumah ini memiliki konsep jengki yang dibangun pada zaman kolonial. Beberapa bagian rumah tersebut menonjolkan karakteristik unik dari arsitektural jengki yang dapat dinikmati oleh kalian dari bagian fasad bangunan. Berikut adalah beberapa karakteristik bangunan dengan konsep Jengki.
Baca juga: Cafe Nyaman dan Kekinian Bergaya Industrial – ANTARA.CO
Bentuk Atap
Salah satu ciri khas dari konsep bangunan ini adalah atapnya yang berbentuk pelana dan perisai yang berbeda dengan rumah tinggal pada umumnya. Selain bentuknya yang khas, konsep ini juga memiliki perbedaan ketinggian dan kemiringan atap 35 derajat. Penggunaan atap pelana ini menjadikan area tembok bagian depan terlihat cukup lebar dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tampak depan bangunan.
Lubang Angin pada Atap
Rumah dengan konsep jengki memiliki lubang angin pada bagian atapnya yang berfungsi sebagai ventilasi atau sirkulasi udara. Dengan sistem ini, bagian dalam rumah menjadi lebih sejuk meskipun cuaca panas. Seperti yang tampak pada bangunan ini.

Area Portiko
Ciri khas arsitektur jengki lain yang tampak pada bangunan ini adalah area portiko atau serambi. Menariknya, area ini memiliki atap yang ditopang oleh sejumlah tiang dan berada di area pintu masuk rumah. Biasanya, area ini dimanfaatkan sebagai area untuk menerima tamu.
Baca juga: Mengetahui Pentingnya Sumur Resapan dalam Kehidupan Sehari-hari
Sumber:
Dikenal Angker, Ternyata Begini Isi Rumah Tua di Kaliurang