Dalam keseharian kita, material kayu tidak jarang dijumpai. Dalam beberapa kasus, furnitur yang sama dengan material yang sama memiliki berat maupun tekstur yang berbeda. Hal ini karean salah satunya adalah jenis kayu yang digunakan- Kayu Solid dan Non-Solid.
Berdasarkan proses pengolahan, secara umum perabot kayu terbagi dalam dua pilihan yaitu solid (utuh) dan non-solid (olahan). Meskipun kedua material memiliki bahan dasar dasar kayu, namun masing-masing memiliki ciri, kelebihan, dan kekurangan masing-masing.
Kelebihan dan kelemahan kayu kayu solid dan non-solid
Kayu Solid
Kelebihan
Kayu solid atau kayu utuh berasal dari kayu tanpa ada campuran bahan lain. Karena bahan pembuatnya terbuat dari 100% kayu asli, kayu solid memiliki kualitas alami sesuai dengan kayu asalnya.

Kayu jenis ini memiliki kekuatan dan daya tahan yang lebih kuat daripada jenis kayu olahan. Selain itu, karena terbuat dari kayu asli maka setiap lapisan kayu memiliki corak atau fitur yang unik.
Perawatannya pun cukup mudah karena hanya perlu mengelapnya dari debu secara rutin, kemudian mengolesinya dengan sabun minyak murphy untuk menjaga kilauannya. Proses reparasi ketika terjadi kecacatan juga tergolong sedikit lebih mudah karena beberapa kayu solid memiliki tekstur yang lebih lembut.
Baca juga : Sentuhan Nuansa Natural dengan Desain Interior Rustic
Kelemahan
Pembuatan kayu solid membutuhkan keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh semua orang. Maka dari itu, kayu solid dibanderol dengan harga yang lebih mahal. Selain itu, kayu solid cenderung lebih berat dibandingkan kayu non-solid karena komposisinya tidak tercampur bahan lain.
Kayu Non-solid
Kelebihan
Kayu ini adalah bahan komposit yang dibentuk dengan mengikat untaian partikel, serat atau veneer sehingga memiliki berat yang lebih ringan dibandingkan kayu solid. Biasanya, kayu ini dilapisi sehingga mudah dibersihkan dan tahan terhadap air.
Kayu jenis ini juga memiliki harga yang cukup terjangkau. Hal itu karena proses pembuatan furnitur dengan kayu jenis ini tidak membutuhkan keahlian khusus.
Baca juga : Rekomendasi Jasa Arsitek Terbaik di Yogyakarta
Kelemahan
Ketahanan kayu non-solid tidak lebih lama dibandingkan dengan kayu utuh. Kayu jenis ini juga tidak dapat dilakukan finishing ulang. Bahan campuran pada proses re-finishing dapat menyebabkan kondisi tubuh yang kurang sehat appabila terlalu lama bersinggungan.

Contoh Kayu Non-solid
- a. Kayu lapis (Plywood): terbuat dari lembaran veneer yang dilaminasi silang dan direkatka di bawah panas dan tekanan dengan perekat yang tahan lama dan tahan lembab.
- b. Papan serat (fire board): dibuat dengan memecah residu kayu keras atau kayu lunak menjadi serat kayu, menggabungkannya dengan lilin dan pengikat resin, serta membentuk panel dengan menerapkan suhu dan tekanan.
Baca juga : Kaca Tempered: Alternatif Kaca yang Tidak Mudah Pecah
Sumber:
Solid Wood vs. Engineered Wood Flooring Comparison Guide