Kilang Anggur Tibet— Winery, sebuah bangunan yang didominasi oleh material batu berdiri kokoh di atas lahan seluas 8.334m2. Karya arsitek Jianfeng Wang ini dibangun pada tahun 2021 di Quzika, Markam, China untuk warga Tibet.
Baca juga: Rumah Toko Modern Kontemporer Berbujet – ADK House
Mendongkrak Perekonomian Masyarakat Tibet
Proyek ini memiliki misi untuk meningkatkan pemasukan warga Tibet. Hal tersebut dilakukan dengan membangun sebuah kilang anggur yang mampu memberikan pengalaman wisata budaya. Tujuannya adalah untuk mengentaskan kemiskinan melalui pengembangan industri lokal.

Kilang anggur Tibet tersebut berada di kaki Gunung Salju Dameiyong yang berada di dekat Sungai Lancang, ladang garam yang berusia seribu tahun, dan satu-satunya gereja Katolik di Tibet.
Situs Bangunan yang Sempurna dan Dihormati
Dapat dikatakan bangunan ini memiliki area sekitar yang sempurna. Teras pegunungan memanjang ke Sungai Lancang dan ditumbuhi oleh pohon kenari dan anggur yang berusia seabad. Di area itu pula, aliran air gunung mengalir dari sisa-sisa kincir air kuno— Kilang Anggur Tibet.

Area situs yang sempurna tersebut sangat dihormati oleh masyarakat Tibet— Kilang Anggur Tibet. Mereka membiarkan alam menjadi perancang sebuah situs. Artinya, bangunan yang dibuat oleh manusia sebisa mungkin tidak mengganggu eksistensi alam. Alhasil, pemandangan alam unik sangat terintegrasi dengan situs, ruang yang hidup, dan karakter yang hanya dapat tumbuh di waktu tertentu.
Baca juga: Karakter Arsitektural Richard Meier yang Didominasi Warna Putih
Detail Situs
Di balik kaki gunung salju, kilang anggur mengalir searah gravitarsi secara efisien dan intensif sehingga mencapai keseimbangan pekerjaan tanah proyek— Kilang Anggur Tibet. Ruang pengolahan kilang anggur dibangun pada teras-teras untuk beradaptasi dengan bentang alam, sekaligus menghindari pohon-pohon tua.

Bagian atap ruang proses dirancang sebagai pemandangan air yang membentuk ladang garam. Aliran mata air alami dari pegunungan yang tertutup salju dibiarkan melewati atap dan kemudian menyatu dengan Sungai Lancang di dasar lembah. Jumlah air lelehan yang berbeda dari pegunungan yang tertutup salju di musim yang berbeda membentuk periode air tinggi dan rendah, memberi bangunan ini dua buah pemandangan di waktu yang berbeda— Kilang Anggur Tibet.

Ruang public kilang anggur terdiri dari tiga “batu” yang tersebar di “ladang garam”, didekorasi oleh pohon kenari dan bebatuan gunung untuk merekonstruksi pemandangan alam. Material dinding luar berasal dari batuan-batuan lokal di area sekitar tapak dan menjadi kelanjutan serta perpanjangan dari tembok batu asli yang ada di tapak— Kilang Anggur Tibet. Dinding batu luar secara signifikan meningkatkan kinerja isolasi termal ruang pembuatan bir dan membuat konstruksi dinsing menjadi ekonomis dan masuk akal.


Baca juga: Nggak Bakal Bosan di Perpustakaan Minimalis
Kendati demikian, keseluruhan desain menciptakan pemandangan yang menarik. Mengingat masyarakat Tibet sering menggembalakan ternak di area ini, kilang anggur menjadi ruang aktivitas sehari-hari penduduk desa— Kilang Anggur Tibet.