Material Atap Rumah- Sebagai salah satu bagian utama dari sebuah rumah, atap memiliki peran yang cukup vital. Atap dapat melindungi kita dari cuaca buruk seperti hujan, panas, dan sebagainya. Di masa lalu, atap rumah-rumah adat di Indonesia terbuat dari bahan alami. Di antaranya adalah ilalang, ijuk, jerami, dan sebagainya.
Baca juga: Memilih Material Pool Deck untuk Meningkatkan Estetika dan Keamanan Kolam Renang
Seiring dengan perkembangan zaman dan peningkatan standar kenyamanan manusia, perkembangan atap non-organik semakin pesat. Maka dari itu, muncullah berbagai macam variasi atap non-organik yang jauh lebih kokoh dan tahan lama. Berikut adalah beberapa variasi material atap yang perlu kamu ketahui.
Atap Alami
Atap jenis ini didapat dari bahan alami. Di Indonesia, setidaknya terdapat empat bahan yang secara umum digunakan, seperti kayu, bambu, ijuk, dan ilalang. Salah satu contoh atap alami adalah atap kayu yang biasa disebut sebagai atap sirap. Papan kayu dapat diletakkan rapi di atas rumah. Kayu yang biasa digunakan adalah kayu ulin, jati, atau merbau.

Selain itu, atap ijuk juga banyak digunakan pada rumah beratap alami terutama rumah adat. Atap ini terbuat dari ijuk keras yang melindungi pelepah pohon aren. Warnanya hitam, tahan lama dan tahan air. Material jenis ini cocok jika kamu ingin membangun rumah bergaya tropis tradisional sehingga dapat menimbulkan kesan rustic.
Genteng Tanah Liat
Saat ini, material genteng tanah liat menjadi jenis atap yang paling umum digunakan di Indonesia. Sebagai bahan atap lokal, genteng telah berkembang sejak awal abad ke-20 yang pada mulanya diimpor oleh Belanda sebagai atap rumah dan pabrik gula di Indonesia. Selanjutnya, genteng tanah liat kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat setempat hingga saat ini.

Saat ini, terdapat berbagai jenis genteng dengan nama lokal yang unik, seperti genteng kodok, plentong, garuda, kojer, dan sebagainya. Bahan ini dikenal mampu menahan panas dengan baik sehingga menjadi sejuk. Dengan begitu, sangat cocok untuk Indonesia yang memiliki iklim tropis. Selain itu, material tanah liat juga cocok untuk berbagai gaya desain, mulai dari tradisional hingga modern.
Genteng Beton
Genteng ini terbuat dari material beton, pasir, dan semen. Pewarna ditambahkan sehingga genteng terlihat lebih estetik. Bahan-bahan tersebut kemudian diproses melalui mesin bertekanan tinggi, kemudian dipanaskan hingga membentuk genteng yang kuat dan tahan lama.
Modelnya pun bervariasi seperti bergelombang dan datar. Jika kamu menginginkan kesan yang natural, maka model bergelombang sangat tepat. Sebaliknya, kesan modern akan muncul jika kamu memilih model datar. Berat genteng beton jauh lebih besar dibandingkan dengan tanah liat, sehingga memburuhkan konstruksi struktur atap yang kuat.

Genteng Logam
Material ini semakin populer digunakan sebagai atap. Hal tersebut karena kemampuannya menahan pengaruh cuaca yang kuat, ringan, dan mudah dipasang. Berbagai logam digunakan pada jenis genteng ini, seperti stainless steel, tembaga, baja galvalume, spandeks, multi-roof, dan sebagainya.
Berdasarkan teksturnya, terdapat genteng logam yang bergelombang dan datar. Misalnya jenis genteng millenium yang memiliki tampilan datar dan warna futuristik cocok untuk rumah modern dengan gaya minimalis. Meskipun begitu, apabila plafon rumah tidak memiliki ruang kosong, rumah yang dinaungi dengan material ini akan cenderung terasa lebih panas.
Genteng Bitumen
Bitumen merupakan nama lain dari aspal, yang terbuat dari campuran aspal dengan bahan penguat, seperti serat kayu. Dengan komponen pembuatnya tersebut, genteng bitumen menjadi lebih keras dan kuat. Selain itu, material ini cenderung lebih ringan sehingga dapat dipasang pada seluruh jenis struktur pendukung atap.

Material ini juga cenderung lebih ‘lembut’ sehingga dapat meredam suara luar. Genteng jenis ini juga cukup populer di Indonesia terutama pada rumah-rumah bergaya minimalis- Material Atap Rumah.
Baca juga: Berbagai Jenis Material untuk Lantai Carport