Tibalah kita pada penghujung acara Young Architects Exhibition 2023 yang diselenggarakan pada 9-12 Maret 2023 di JNM Bloc, Yogyakarta. Hari terakhir YAX 2023 meliputi beberapa rangkaian acara seperti pameran, presentasi karya, talkshow dengan vendor sebagai sponsor, awarding, dan juga sharing session bersama sang maestro Eko Prawoto.
Baca juga: Habitat ’67, Pelopor Desain Arsitektur Perkotaan Karya Moshe Safdie
Secara keseluruhan, lebih dari 1.120 pengunjung hadir ke JNM Bloc, termasuk lantai 3 Ruang Pamer dan Pendopo Ajiyasa untuk menyaksikan YAX 2023. Para pengunjung menikmati pameran sesi kedua hari terakhir sekaligus menantikan malam puncak YAX 2023 yang akan dihadiri oleh Bapak Eko dalam sharing session.
Presentasi Karya

Pemaparan pertama adalah proyek Rumah Didit oleh Studio Tanah. Satu kalimat menarik dari Rangga Yudas adalah bahwa “kita tidak hanya membuat sebuah ruang, tetapi ruang juga dapat membentuk manusia di dalamnya.” Kalimat tersebut terkesan sederhana namun memiliki makna yang cukup dalam. Sederhananya, ruang yang dibentuk oleh seorang arsitek tidak hanya sebuah estetika atau bangunan fisik saja, akan tetapi juga dapat membentuk atau mencerminkan karakter dari penhuninya.
Baca juga: Hari Ketiga YAX 2023: Mematangkan Arsitek Muda oleh Revianto Budi
Rumah Mas Didit merupakan rumah tumbuh pada masanya yang mulai dibangun pada tahun 60/70an. Pembangunan dimulai dari pendopo bagian depan, kemudian berlanjut pada bagian-bagian rumah lainnya.
Desainer berupaya untuk mempertahankan nilai-nilai rumah terdahulu dan hanya memberikan sedikit sentuhan perubahan. Hal tersebut dimaksudkan agar bangunan baru tidak terlalu meninggalkan ‘kesan antik’ dari koleksi lawasan yang dimiliki oleh klien.
Pemaparan kedua dilakukan oleh Eko Cahyo Saputro dengan sebuah site yang terletak di Golo, sekitar 100 meter dari Taman Siswa. Site tersebut memiliki bentuk memanjang dengan dua akses di sisi Timur dan Barat.

Rumah ini berupaya untuk mempertahankan struktur yang ada dan kemudian berkembang menjadi sebuah guest house. Nilai-nilai tradisional Jawa cukup kental dalam rumah ini. Mulai dari struktur rumah, bentuk atap, hingga ukiran-ukiran khas jawa yang masih menjadi aksen menonjol dari bangunan.
Baca juga: Hari Kedua YAX 2023: ‘Progresif’ oleh Riri Yakub
Secara garis besar, desainer berupaya untuk mengawinkan tradisi lama dengan hal-hal modern dan kontemporer sehingga dapat menciptakan arsitektur yang tidak meninggalkan tradisi itu sendiri. Hal tersebut karena dalam praktek tradisional, sejatinya telah ada keseimbangan antara estetika dan fungsi dari sebuah bangunan arsitektural.
Menjadi (semakin) Dewasa oleh Eko Prawoto

“Berbicara tentang menjadi dewasa dalam sebuah arsitektur, apakah menjadi seorang arsitek itu ada muaranya yang akan dituju? Kalau iya, ke mana arahnya?” sebuah pertanyaan yang memantik diskusi dengan beliau pada malam itu.
Untuk menjadi pribadi yang semakin dewasa, terdapat beberapa fase atau perjalanan yang hendaknya dilalui. Di antaranya adalah membekali diri –> mencari jati diri –> perjalanan main-main –> perjalanan menyangkal diri –> perjalanan membaurkan dan meleburkan diri –> perjalanan ke dalam –> perjalanan menapaki jalan sunyi –> perjalanan menjadi manusia biasa.

Baca juga: Sharing Session dengan Andy Rahman dalam Pembukaan YAX 2023
Seluruh fase tersebut tentunya akan memberikan bekal atau pelajaran bagi setiap manusia, termasuk seorang arsitek untuk menjadi semakin dewasa. Kesadaran untuk menghargai tanah yang sakral, mengoptimalkan kreativitas dalam kondisi yang tidak ideal dan terbatas, serta memangkas ego dengan memahami bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan.