Jika kita amati pada bangunan-bangunan kontemporer, sebagian besar bangunan memiliki permukaan dinding yang tampak memiliki garis. Bukan sembarang garis, apa yang kita lihat tersebut adalah tali air. Keberadaan tali air tersebut hampir tidak dapat dipisahkan dari bangunan kontemporer. Pada umumnya, tali air dibuat dengan ukuran 2×1 cm.
Baca juga: Konsep Rumah Tumbuh dengan Budget Minimalis – AI House
Apa itu tali air?
Tali air merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan celah atau kanal kecil yang dibuat antara dua permukaan konstruksi. Celah atau kanal kecil tersebut biasanya banyak ditemukan pada bangunan kontemporer sebagai penambah estetika.
Akan tetapi, tidak semua konstruksi mengaplikasikan celah kecil ini pada bagian eksterior maupun interior bangunannya. Hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh konsep, selera, maupun rujukan gaya arsitektur dari sang pemilik bangunan atau konseptor.

Posisi dan fungsi tali air
Tidak hanya terletak pada bagian eksterior bangunan, tali air juga dapat diaplikasikan pada interior bangunan. Pada umumnya, tali air berada pada bagian dinding yang berbatasan dengan plin lantai atau perbatasan dinding dengan plafon. Dalam hal ini, tali air akan tampak seperti garis batas yang memperjelas pemisahan dua elemen interior tersebut.

Baca juga: Arsitektur Burj Khalifa, Gedung Tertinggi di Dunia
Fungsi tali air pada posisi tersebut adalah sebagai pembatas cipratan maupun rembesan pada plin dengan dinding sehingga dinding tidak mudah lembab. Selain itu, aksen tersebut juga difungsikan sebagai gap yang memisahkan finishing plin dan dinding sehingga lebih rapih.
Tali air juga dapat diletakkan di antara dinding dengan kusen pintu dengan cara mengelilingi kusen tersebut. Elemen ini dapat dibuat setelah atau sebelum kusen dipasang pada bukaan saat pekerjaan plesteran dan acian.

Fungsinya adalah untuk mengalirkan air rembesan atau air tetesan melalui tali air sehingga air tidak masuk ke dalam kusen yang mengakibatkan kerusakan kayu. Sementara pada perbatasan plafon dan dinding, elemen ini berfungsi untuk membentuk garis tegas dan rapi jika tidak menggunakan lis kayu atau gypsum pada plafon.
Apa yang terjadi jika sebuah bangunan tidak memiliki tali air?
Selain memberikan kesan estetika yang lebih menonjol, keberadaan elemen ini juga dapat memberikan fungsi arsitektural yang berarti. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa jika pertemuan struktur yang berbeda beban dan materialnya sebaiknya menggunakan dilatasi. Di sinilah tali air diterapkan sebagai dilatasi. Apabila sebuah bangunan tidak memiliki tali air, maka:
Baca juga: Rumah Modern Kontemporer dengan Open Plan – Danny House
1. Kurang estetik
Mengingat tali air memiliki peran penting untuk menjadi garis tegas pemisah antara pertemuan dinding dengan plafon, kusen dengan dinding, dan sebagainya, maka keberadaannya cukup krusial dalam hal estetika. Dengan begitu, tidak aka nada overlap cat antara dinding dengan plafon atau kusen dengan dinding.
Apabila tidak mengaplikasikan tali air, maka pengerjaan finishing mungkin akan kurang rapi. Meskipun dapat diusahakan kerapiannya, akan tetapi akan membutuhkan waktu dan biaya lebih untuk tukang.

2. Keretakan tembok
Pada awalnya, bangunan yang tidak menggunakan tali air mungkin tampak tidak menjadi masalah. Seiring berjalannya waktu, terlebih jika terjadi bencana gempa bumi, biasanya pertemuan dinding dengan kusen akan mengalami keretakan. Hal tersebut karena tidak adanya pemisah atau dilatasi pada dua elemen dengan beban atau material yang berbeda.
Baca juga: Perforated Metal dalam Bangunan
3. Kelembaban pada kusen
Fungsi dari elemen tali air adalah menjadi pemisah, mempercepat aliran air, serta mengeringkan air ketika dinding basah akibat hujan. Tanpa elemen ini, kusen akan basah lebih lama sehingga menjadi lebih lembab dan mudah rusak. Kusen kayu akan cenderung berjamur dan lapuk, sementara kusen besi akan lebih mudah berkarat.
Sumber:
1. Inilah Akibat Jika Bangunan tidak Menggunakan Tali Air – Arsitur Studio
2. Tali Air – Kamus Istilah Properti
3. Pengertian Tali Air, Letak dan Fungsinya pada Bangunan – Arsitur Studio