Sejumlah biro praktisi dan akademisi arsitektur memadati Karaton Ballroom Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta pada hari Jumat, 25 November 2022 malam dalam acara COST: Meeting Marathon #11. Area tersebut menjadi ruang diskusi yang cukup panas, kritis, dan terbuka bagi para peserta yang hadir dengan berbagai pertanyaan dan rasa penasaran seputar biaya jasa arsitek yang diselenggarakan oleh Yogyakarta Young Architects Forum (YYAF).
Baca juga: Karakter Arsitektural Richard Meier yang Didominasi Warna Putih
Diskusi Biaya dengan Para Narasumber
Ar. Georgius Budi Yulianto, IAI., AA. yang akrab disapa Pak Boegar dan merupakan ketua umum IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) dan Rahmat Indrani, IAI yang akrab disapa Mas Kibo dari biro arsitek SPOA menjadi pembicara sekaligus narasumber di acara tersebut. Selain keduanya, Ar. Yanuar P.F, MBA., IAI selaku pendiri biro Aaksen. turut hadir dan berperan sebagai moderator diskusi.

Secara garis besar, diskusi tersebut mengusung tema “Cost” atau biaya dalam menjalankan sebuah biro arsitektur. Tidak hanya biaya operasional jasa arsitek, para narasumber juga dibanjiri pertanyaan akibat rasa penasaran para peserta terkait gaji arsitek, gaji para pemagang, hingga biaya jasa arsitek. Selain itu, para pembicara juga dengan lantang “buka-bukaan” terkait bonus yang didapatkan di akhir tahun.
Jasa arsitek seringkali dipandang sebelah mata dan menerima komentar negatif seperti “cuma desain kok biaya jasa arsitek bisa mahal”. Pada kenyataannya, yang diberikan oleh seorang arsitek kepada klien tidak “hanya” sebuah desain. Lebih kompleks dari itu, arsitek mencurahkan seluruh kreativitas, ide, dan pikirannya untuk menghasilkan sebuah desain yang ideal sekaligus menarik secara visual. Terkadang, aspek-aspek tersebut yang sulit untuk diukur oleh para klien sehingga menyebut jasa arsitek sebagai sebuah jasa yang membutuhkan biaya jasa arsitek yang mahal.
Baca juga: Rumah Toko Modern Kontemporer Berbujet – ADK House
Maka dari itu, menjadi penting bagi para praktisi dan akademisi arsitek turut membuka kacamata masyarakat sehinga dapat lebih menghargai kinerja dan peran seorang arsitek termasuk berkaitan dengan biaya jasa arsitek yang sepadan. Proses menyadarkan masyarakat terkait biaya jasa arsitek memang tidak mudah, namun kita semua dapat memberikan edukasi yang dimulai dari hal-hal sederhana sehingga masyarakat dapat lebih menerima bahwa arsitek memiki peran yang penting dalam membuat perencanaan perancangan bangunan.
Hadirnya Sponsor Unggulan
Tidak hanya menampilkan beberapa narasumber dan moderator hebat, COST juga menghadirkan beberapa sponsor seperti QHome Mart, MasterQ, Indogress, dan Germany Brilliant. Para sponsor tersebut menempati area depan Ballroom sehingga lebih mudah untuk dijangkau oleh para peserta diskusi.

Tidak hadir dengan tangan kosong, para sponsor memaparkan terobosan baru dengan produk-produk yang semakin berkembang. Di antaranya adalah Germany Brilliant dengan smart closet, MasterQ dengan epoksi, dan Indogress dengan material flooring granit. Para sponsor juga mempersilakan para peserta untuk menyambangi booth-booth yang telah disediakan dan melakukan interaksi langsung dengan para expertise dari produk-produk tersebut.
Para expertise juga diberikan waktu untuk melakukan paparan atau presentasi di depan para peserta pada panggung Ballroom. Mereka memaparkan secara lebih detail terkait produk-produk unggulan terbaru yang mereka bawa ke dalam acara tersebut.
Baca juga: Tukang Harian vs Borongan, Mana yang Lebih Oke?
Rangkuman Diskusi

Diskusi tersebut menghasilkan beberapa poin penting. Pertama, biaya jasa arsitek bukan hanya terkait teknis, tetapi juga terkait dengan tujuan dari sebuah karya. Kedua, edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya peran arsitek dalam pembangunan sebuah hunian. Ketiga, para arsitek yang memiliki fundamental literasi dapat memberikan kontribusi baik bagi setiap perusahaan.