Salah satu keputusan penting yang harus dibuat ketika mendirikan sebuah bangunan adalah menentukan jenis fondasi. Hal ini karena fondasi memiliki fungsi penting untuk menjaga rumah tetap pada tempatnya meskipun tanah di bawahnya bergeser, mengisolasi, dan menjaga kelembaban. Biasanya, fondasi dipilih berdasarkan lokasi dan iklim rumah, kondisi tanah dan kelembaban area, serta anggaran- Jenis Fondasi Bangunan.
Berikut adalah lima jenis fondasi rumah yang perlu kita ketahui.
- Basement Foundation
Ini merupakan jenis fondasi terdalam dari fondasi-fondasi yang lain. Basement, cocok dengan sebagian besar atau seluruh ruang lantai di tingkat atasnya dan umumnya memiliki tinggi tujuh kaki. Biasanya, basement ini dibuat lebih tinggi sehingga menjadi ruang hidup.

Baca juga : Tips Menata Ruang Cuci dan Jemur Agar Lebih Nyaman dan Tidak Membosankan
Pembangunan fondasi ini memiliki keuntungan, yaitu tahan lama dan tahan terhadap kebakaran serta cuaca ekstrem. Maka dari itu, biasanya fondasi ini seringkali ditemukan di daerah iklim dingin seperti Mid-Atlantik untuk mencegah pergeseran rumah selama siklus pembekuan dan pencairan- Jenis Fondasi Bangunan.
Jenis fondasi ini adalah yang paling mahal karena membutuhkan bahan yang lebih kuat dengan biaya yang cukup besar. Selain itu, fondasi ini tidak disarankan untuk didirikan di daerah dengan risiko banjir.
- Stem Walls
Fondasi ini merupakans truktur umum yang menghubungkan fondasi bangunan dengan dinding. Pijakan dan stem walls menyalurkan beban dari rumah ke kaki dan kemudian mendistribusikan beban ke area yang luas. Ini melindungi fondasi dari banjir dan bahaya lingkungan lainnya.

Fondasi ini memberikan celah sebagai ruang yang memungkinkan akses mudah ke pipa ledeng, kabel, dan sistem mekanik lainnya. Selain itu, fondasi yang dapat menaikkan dasar rumah ini dapat meningkatkan estetika rumah.
Meskipun fondasi ini lebih tahan terhadap rayap karena ketinggiannya dari tanah, namun fondasi ini cukup rentan terhadap jamur karena kelembaban yang menumpuk di bawahnya. Selain itu, pemilik bangunan juga perlu memastikan dinding fondasi terbebas dari retakan dan menginstal hambatan uap sehingga ruang tersebut tetap kering.

- Concrete Slab Foundation
Fondasi ini juga seringkali disebut sebagai fondasi monolitik atau monoslab. Fondasi ini terbuat dari lempengan beton datar yang terletak di tanah dan dituangkan dalam satu bagian.
Kelebihan dari fondasi ini adalah lebih murah dan lebih cepat untuk dibangun. Hal ini karena proses instalasinya cukup sederhana. Selain itu, pemilik bangunan tidak perlu khawatir tentang masalah pemeliharaan karena tidak terdapat ruang pendek dalam pondasi ini.
Di sisi lain, kekurangan dari konstruksi ini adalah bahwa saluran pembuangan dan pipa drainase diletakkan di tempat sebelum beton dituangkan. Sehingga, pemilik rumah harus memotong ke dalam lempengan untuk dapat mengakses pipa.

Baca juga : Mengulas Arsitektural Galeri Seni
- Fondasi Kayu
Saat ini kayu memang jarang ditemukan sebagai bahan fondasi, namun material ini cukup populer di tahun 1960-an. Kayu yang dipakai akan diolah sehingga tahan terhadap pembusukan dan mudah dipasang.
Fondasi jenis ini juga tergolong lebih murah karena tidak memerlukan penuang beton yang membutuhkan lebih banyak biaya. Namun, fondasi ini cenderung tidak bertahan lama karena faktor cuaca dan kelembaban.
Dengan fondasi ini, ruang bawah tanah yang diciptakan akan menjadi lebih hangat karena kayu merupakan isolator yang lebih baik dibandingkan bahan pondasi lainnya. Meskipun begitu, perlu juga dipertimbangkan bahwa dinding fondasi kayu biasanya lebih tipis dibandingkan dengan fondasi lain.

- Pier and Beam Foundation
Pondasi jenis ini seringkali dijumpai pada bangunan di area pesisir. Hal ini karena tanah di dalamnya mudah berbesar, rawan terkena banjir, dan sering terkikis oleh air laut. Pilar-pilar yang ada memiliki peran penting untuk menopang berat rumah di atas area yang luas sehingga mencegah rumah tenggelam.
Baca juga : Mengenal Lebih Detail tentang Rooftop
Sumber: