Bagi kalian yang berkutik di dunia arsitektur atau sedang mengenyam Pendidikan tinggi dengan jurusan arsitektur, mungkin sudah tidak asing dengan istilah maket atau maquette. Maket, seringkali diibaratkan sebaga ujung tombak dalam mempresentasikan sebuah desain yang dibuat oleh arsitek. Tidak hanya oleh mahasiswa ketika hendak menghadapi tugas akhir, tetapi juga untuk menarik konsumen terhadap sebuah proyek atau produk yang ditawarkan agen property.
Baca juga: Unik, Rumah Produktif Greenhouse bergaya Industrial Kontemporer – Ko House
Apa itu Maket?
Secara harafiah, maket berarti sebuah demonstrasi untuk meningkatkan tampilan umum atau sesuatu yang telah direncanakan. Maket ini berupa bentuk tiruan kecil beberapa proyek seperti rumah, sekolah, gedung, pesawat, bahkan kapal. Benda-benda tersebut dapat terbuat dari kertas, kayu, Styrofoam, dan sebagainya.
Secara garis besar, maket merupakan miniature yang berbentuk 3 dimensi dengan skala kecil untuk memberikan gambaran atau ide dari sebuah bangunan yang akan dibuat. Maket sendiri terdiri dari berbagai macam, seperti maket arsitektural, maket struktur, dan maket mekanikal.

Maket pada dasarnya berlandaskan pada prinsip yang sama dan harus memenuhi beberapa prasyarat umum untuk tetap dapat digunakan. Perincian prasyaratnya sangat bergantung pada kebutuhan pemodelnya. Untuk menjadi maket yang sebenarnya, semua aspek yang bersangkutan harus dimodelkan secara tepat, seperti ciri-ciri bahannya, sehingga hubungan antara model dan objek aslinya dapat bertahan.
Apa Fungsi Maket?
Sebenarnya apa sih tujuan sebuah maket dibuat? Apakah hanya sebagai sebuah display yang dapat dipamerkan kepada khalayak saja? Tentu tidak. Maket dapat menjadi alat bantu untuk mempresentasikan kepada masyarakat umum terkait rencana bangunan yang akan dibangun. Dengan menggunakan property tiruan, maka masyarakat umum yang awam dengan dunia arsitektur akan lebih tertarik bahkan lebih paham dengan perancangan desain yang dibuat oleh arsitektur.
Baca juga: Membangun Mezanin di Rumah? Simak Tips Berikut
Maket juga dapat digunakan untuk memperkuat fungsi brosur dan iklan sebagai media informasi pemasaran. Biasanya, masyarakat akan lebih tertarik melihat suatu sajian dalam bentuk visual. Maket menjadi salah satu daya tarik yang dapat dimanfaatkan.

Selanjutnya, maket dibuat dengan tujuan untuk memudahkan orang lain dalam memahami detail bangunan yang dibuat oleh arsitek. Dengan menyajikan maket, masyarakat dapat menikmati lebih jelas terutama terkait bentuk-bentuk geometri yang ditonjolkan oleh arsitek. Dengan begitu, masyarakat akan leih mudah memahami dan menikmati berbagai jenis bentuk yang disajikan dalam desain.
Teknik dalam Membuat Maket
Teknik yang digunakan dalam perakitan maket yakni menggunakan teknik sambungan. Proses pembuatannya tidak jauh dari memasang beberapa bagian terpisah menjadi satu kesatuan. Metode ini bisa dilakukan oleh siapapun, baik seorang amatir atau memang berprofesi dalam bidang desain bangunan dan tata ruang. Secara umum, terdapat dua teknik penyambungan maket yang sering digunakan, yaitu;
1. Permanent Joint
Permanent joint atau sambungan tetap merupakan teknik merangkai maket yang biasa digunakan untuk material-material keras. Tujuan penerapan teknik sambungan tetap adalah untuk membangun model bangunan atau wahana yang digunakan dalam jangka waktu yang lama. Contoh sambungan tetap bisa dilihat dari material perekat seperti rivet joint menggunakan paku keling dan welded joint menggunakan las.
2. Non-permanent Joint
Teknik ini sering digunakan oleh banyak orang baik dari kalangan profesional hingga amatiran. Hal ini karena material yang diperlukan sangat mudah untuk didapat dengan harga terjangkau. Model maket Non-permanent joint sering ditemui di tempat umum karena sifatnya yang portable dan buildable. Tidak hanya itu saja, maket yang proses penyambungannya menggunakan metode non-permanent joint lebih mudah disimpan pada storage box. Contoh sambungan tidak tetap ada dua yakni keys joint dan screwed joint.
Tahap Pembuatan Maket
1. Merancang Sketsa

Proses perancangan sketsa menjadi tahap awal seseorang sebelum membangun maket yang sesuai dengan keinginan. Pengembangan ide-ide desain bangunan menarik dan mencari referensi lainnya lewat internet juga berada pada tahapan ini. Untuk membuat sketsa bangunan bisa secara manual atau dengan bantuan aplikasi. Proses ini bermanfaat untuk menghindarkan dari kesalahan selama proses perakitan maket berlangsung.
2. Membuat Rancangan Proses Perakitan
Tahapan berikutnya adalah membuat rancangan proses perakitan. Tahapan ini perlu dilakukan agar kegiatan merakit maket jadi lebih terstruktur. Rancangan proses perakitan meliputi pendataan alat dan bahan serta langkah pengerjaan yang disesuaikan dengan sketsa gambar yang sebelumnya telah dibuat.
3. Menyiapkan Alat dan Bahan

Langkah berikutnya yakni menyiapkan alat dan bahan. Perlu diingat, alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat maket harus disesuaikan dengan proses penyambungan. Bahan-bahan lunak seperti kertas dan karton bisa digunakan untuk membuat maket non-permanent joint. Untuk membuat maket permanent joint, setidaknya memerlukan alat dan bahan yang bersifat lebih keras.
Bisa berupa besi, material plastik keras, dan bahan lain yang sekiranya hanya dapat disambungkan dengan mesin las atau paku. Apabila seluruh persiapan telah dipenuhi tinggal membangun maket sesuai dengan pedoman sketsa yang telah dirancang sebelumnya.
4. Membuat bagian-bagian Kecil Maket

Selanjutnya membuat bagian-bagian kecil maket. Biasanya dalam membangun maket terlebih dahulu mempersiapkan bagian terpisah agar maket yang dibentuk memiliki tekstur dan detail yang sempurna. Bagian ini nantinya akan diwarnai dan diberi ornamen sesuai keinginan. Baru setelah semua bagian kecil dibuat dan dikeringkan bisa disambungkan satu sama lain untuk membentuk model bangunan.
5. Merakit Maket
Selama proses perakitan harus mengikuti pedoman dari perhitungan sketsa agar bagian-bagian yang disambungkan dapat terpasang dengan benar dan rapi. Pastikan konstruksi maket berdiri kokoh, yaitu tiap bagian merekat dengan sempurna untuk menghindari maket runtuh ketika sedang dipasang. Selain mengimplementasikan keberhasilan dari desain yang sebelumnya masih berbentuk sketsa, maket yang kokoh juga menambah nilai estetika dan enak dipandang saat dipresentasikan.

Baca juga: HPL Menjadi Material Pilihan untuk Furnitur Hunian
6. Menambahkan Dekorasi Pendukung
Menambahkan dekorasi pendukung bisa dilakukan untuk memperindah maket saat akan dipresentasikan. Dekorasi tersebut bisa berupa taman, air mancur, patung, mobil, dan benda-benda lain yang sekiranya sesuai dengan tema maket yang sedang dibuat. Selain memperindah tampilan maket, dekorasi tambahan juga memunculkan efek yang lebih realistis saat maket ditampilkan.

Sumber: