Shou Sugi Ban yang juga dikenal sebagai Yakisugi merupakan teknik pembakaran kayu dekoratif dan arsitektural yang telah digunakan selama berabad-abad di Jepang. Metode pengawetan kayu secara tradisional ini melibatkan kayu yang dibakar untuk menciptakan tekstur permukaan yang indah- Teknik Arsitektur Shou Sugi Ban.
Teknik tersebut juga dapat digunakan sebagai perawatan pada elemen arsitektur luar ruangan seperti dinding, serta di dalam ruangan pada furnitur dan kisi-kisi. Kualitas estetika dari teknik ini telah membangunkan minat teknik pengabuan kayu dalam beberapa waktu terakhir. Sehingga, teknik ini menjadi tren populer dalam arsitektur dan desain interior di seluruh dunia.

Baca juga : Mengunjungi Hunian Terbangun Bapak Adri oleh BPA
Sejak abad ke-18, teknik Shou Sugi Ban mampu menciptakan tampilan hangus menarik yang menonjolkan urat kayu alami, menciptakan ketertarikan tekstur, dan variasi tampilan sesuai dengan seberapa banyak api yang diterapkan, serta jenis kayu yang digunakan. Teknik ini mungkin tampak berlawanan dengan kaidah, namun proses pembakaran kayu tidak membuatnya menjadi lemah secara struktural. Membakar permukaan kayu dengan kondisi yang terkendali mampu memperkuat dan melindungi kayu dari kerusakan di masa depan. Dengan kata lain, teknik ini merupakan teknik pengawetan yang sangat baik- Teknik Arsitektur Shou Sugi Ban.

Proses Shou Sugi Ban mencakup pemilihan kayu murni yang dipotong menjadi papan, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari atau udara terbuka, kemudian permukaannya dibakar untuk menciptakan lapisan tipis arang. Selanjutnya, lapisan tersebut disikat dan disegel dengan minyak.
Baca juga : Mengenal Berbagai Jenis Balkon Dalam Bangunan
Keunggulan yang diberikan oleh teknik ini adalah menciptakan kesan fresh dan kontemporer pada arsitektur modern. Tampilan khas dari kayu hitam arang mampu menciptakan nuansa bersahaja dan kuat sehingga diminati bahkan dalam konsep desain minimalis.

Tantangan Teknik Shou Sugi Ban
– Proses pembakaran kayu membutuhkan kesabaran dan kehati-hatian untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal.
– Teknik ini harus diaplikasikan pada kayu yang bersih seperti Japanese Cypress atau Bengkirai.
– Tidak seluruh kayu dapat dipakai dan memperoleh hasil yang diinginkan.
Baca juga : Teras dan Pemanfaatannya di Sebuah Bangunan
Sumber: