Seiring bertambahnya usia bumi, jumlah penduduk di dalamnya semakin meningkat. Sebaliknya, jumlah ketersediaan lahan semakin terbatas. Hal ini mendorong munculnya konsep tiny house atau rumah dengan ukuran mungil.
Sebenarnya, konsep rumah mungil sudah mulai berkembang sejak lama di negara lain. Katakan saja di Jepang. Banyak penduduk yang telah menerapkan konsep hunian ini dengan berbagai alasan. Di antaranya adalah karena jumlah penghuni yang tidak terlalu banyak, harga hunian meningkat, dan juga biaya pajak bangunan yang tinggi.
Baca juga: Rumah Scandinavian Minimalis di Banguntapan, Bantul – YY House
Sebagai gambaran, hunian mungil ini mungkin akan lebih cocok bagi kalian yang tinggal di area perkotaan yang padat penduduk. Hal ini karena adanya kesulitan untuk mencari lahan yang lega atau bahkan harga tanah yang cukup tinggi. Selain itu, rumah mungil ini juga cocok bagi masyarakat perkotaan yang sibuk dan membutuhkan ruang-ruang sederhana untuk menunjang aktivitas dan mobilitasnya yang cepat.
Ragam desain rumah tiny house

Apabila kita amati, tiny house saat ini hadir dengan beragam desain yang menarik dan sejalan dengan konsep bangunan masa kini. Sejak awal muncul konsep tersebut, tiny house dibuat dengan gaya minimalis yang didominasi oleh warna putih dan aksen sederhana. Dengan begitu, sebuah rumah mungil akan memunculkan kesan yang simple, nyaman, namun tetap artsy.
Baca juga: Renovasi Dapur Kontemporer – Bapak Budi, Tasikmalaya

Meskipun begitu, di masa kini tiny house tidak hanya terbatas pada gaya desain minimais. Melainkan, rumah mungil ini dapat diwarnai dengan gaya yang kontemporer sehingga tampak lebih kekinian dan mengikuti zaman. Gaya kontemporer ini dapat kita lihat pada bagian fasad bangunan seperti penambahan secondary skin dan juga bentuk-bentuk geometri melengkung. Bukan tanpa alasan, pemasangan elemen seperti secondary skin pada fasad dapat membantu mereduksi panas cahaya matahari terutama jika bangunan menghadap sisi Barat.
Penataan Ruang
Layaknya hunian pada umumnya, desain rumah mungil tetap memiliki ruangan-ruangan utama. Di antaranya adalah ruang keluarga, kamar tidur, kamar mandi, dan dapur. Meskipun begitu, setiap ruangan tentu memiliki ukuran yang cukup terbatas sekitar 20 hingga 30m2.


Dengan ukuran tersebut, pemilik hunian dan juga desainer tentu memiliki tantangan untuk memaksimalkan kebutuhan ruang. Salah satu tips untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan mengurangi sekat antar tuangan dan menerapkan konsep open space. Selain itu, menambahkan mezzanine untuk menyediakan ruang tambahan juga merupakan cara yang menarik untuk kamu lakukan.
Baca juga: Desain Gerbang Perumahan the Green Madani Bandung
Pemilihan Interior

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kondisi ruangan yang terbatas pada rumah mungil tentu akan mempengaruhi pemilihan interior di dalam bangunan. Baiknya, sebelum memutuskan untuk membeli furnitur kamu menentukan prioritas terlebih dahulu. Dengan begitu, furnitur yang akan mengisi hunian memang furnitur yang dibutuhkan dan tidak memenuhi space.
Kamu juga harus mempertimbangkan ukuran furnitur. Mengingat ukuran ruangan yang lebih kecil dibanding rumah pada umumnya, kamu tidak dapat memasukkan furnitur-furnitur dengan ukuran besar. Hal tersebut karena ukuran furnitur yang tidak proporsional dapat membuat ruangan pada tiny house menjadi lebih sesak.
Baca juga: Renovasi Rumah Minimalis Lahan Sempit di Area Perkampungan
Memilih furnitur yang multifungsi dan compact dapat menjadi pilihan selanjutnya. Memilih furnitur yang multifungsi dapat dapat mengakomodasi kebutuhan penyimpanan secara lebih optimal. Pemilihan furnitur yang compact juga dapat menunjang pemilihan gaya desain bangunan yang modern sehingga senada dengan konsep tiny house yang kekinian.
Sumber: